Bagi seorang guru yang sudah mengantongi sertifikat keprofesionalan (melalui sertifikasi), mestinya tidak asing dengan ”Lesson Study”. Sebab Lesson Study merupakan pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community.
Pengertian lain dari Lesson Study adalah belajar bersama dari suatu pembelajaran yang dilakukan baik pada pembelajaran oleh dirinya sendiri maupun pembelajaran orang lain, mulai dari persiapan(plan) sampai pelaksanaan pembelajaran(do) dan melakukan refleksi(see) terhadap pembelajaran tersebut.
Pada kenyataanya pembelajaran yang sudah dilakukan lebih mengarah ke model pembelajaran satu arah, dimana guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa sementara aktivitas siswa lebih banyak mendengarkan. Celakanya banyak guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki dengan target tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen kurikulum. Pada sebagian besar guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk bekerja mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran dan yang lebih berakibat buruk apabila muncul sifat kebosanan.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut sudah waktunya guru melakukan lesson study, sehingga guru dapat melakukan review terhadap kinerjanya yang selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kinerjanya. Dengan melaksanakan Lesson study, wawasan guru akan berkembang dan termotivasi untuk selalu berinovasi yang selanjutnya akan menjadi guru yang profesional sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Tipe Lesson Study :
1) Lesson Study berbasis sekolah merupakan kolaborasi dari berbagai bidang studi pada suatu
sekolah
2) Lesson Study berbasis MGMP (bidang studi) merupakan kolaborasi dari berbagai sekolah
dengan bidang studi yang sama.
Langkah-langkah dalam Lesson Study adalah sebagai berikut :
1) Merencanakan pelajaran melalui eksplorasi akademik terhadap materi ajar dan alat-alat
pelajaran (PLAN);
2) Melakukan pembelajaran berdasarkan rencana dan alat-alat pelajaran yang dibuat,
mengundang sejawat untuk mengobservasi(DO);
3) Melakukan refleksi terhadap pelajaran tadi melalui tukar pandangan, ulasan, dan diskusi
dengan para observer(SEE).
Bagaimana Menyusun Perangkat Pembelajaran dalam Lesson Study ?
Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran atau digunakan pada tahap tindakan (do) dalam kegiatan lesson study. Tujuan penyusunan perangkat pembelajaran ini adalah agar segala sesuatu yang telah direncanakan bersama dapat tercapai. Dalam proses penyusunanya harus disesuaikan dengan kompetensi yang akan di kembangkan.
Pada dasarnya perangkat pembelajaran lesson study hampir sama dengan perangkat pembelajaran yang biasa disiapkan oleh masing-masing guru di sekolah. Namun karena pembelajaran dalam program lesson study dirancang untuk keperluan peningkatan pembelajaran yang inovatif dan melibatkan kelompok guru serta dimungkinkan untuk dijadikan sebagai ajang penelitian tindakan kelas, maka dalam perencanaannya perangkat pembelajaran harus disusun bersama (kelompok guru), secara seksama, sistematis dan terukur.
Dasar pemikiran Penyusunan perangkat Pembelajaran dalam lesson study antara lain :
1. Kompetensi dasar yang akan di kembangkan .
Ada tiga aspek dalam kompetensi dasar untuk siswa SMP yang harus dicapai, yaitu kompetensi akademik meliputi penguasaan konsep dan metode keilmuan, kompetensi pribadi yang menyangkut perkembangan etika dan moral, serta kompetensi sosial. Ketiga kompetensi ini dikembangkan dalam proses pembelajaran, oleh karena itu harus nampak dalam perangkat pembelajaran, mulai dari rencana pembelajaran sampai evaluasi proses pembelajaran.
2. Karakteristik materi pelajaran atau pokok bahasan
Setiap materi pelajaran mempunyai sifat masing masing. . Materi IPA akan berbeda dengan matematika. Matematika dengan sifat materinya yang abstrak memerlukan perangkat pembelajaran yang mampu membuat lebih kongkrit. Sedangkan materi IPA yang umumnya gejalanya dapat diindera , memerlukan perangkat pembelajaran yang membuat anak mampu mengungkap gejala yang ada dan menganalisisnya menjadi suatu pengertian atau konsep yang utuh. Perangkat pembelajaram dalam rangka kongkritisasi persoalan maupun dalam rangka konseptualisasi fakta perlu di susun dengan mempertimbangkan kaidah keilmuan masing-masing agar pengertian yang akan di peroleh siswa tidak menyimpang dari kaidah keilmuan yang berlaku. Dalam rangka lesson study hendaknya guru mampu memilih dan mengorganisasi materi pelajaran dan mengemasnya sebagai bahan ajar sebagai salah satu perangkat pembelajaran. Dalam hal ini guru hendaknya tahu persis konsep esensial materi tersebut agar tidak mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran.
3. Karakteristik subyek didik
Pada dasarnya subyek didik dalam proses pembelajaran merupakan pribadi yang kompleks yang berbeda antara satu dengan lainnya.. Walaupun mereka ada dalam kelas yang sama namun kenyataannya dalam banyak hal mereka berbeda. Variabel subyek didik yang perlu di pertimbangkan dalam menyusun perangkat pembelajaran adalah ; (1) tingkat perkembangan kognitifnya, (2) langgam belajarnya , (3) lingkungan sosial budayanya., (4) keterampilan motoriknya. dan lain-lain. Tidak jarang perangkat pembelajaran yang kita buat tidak dapat dipergunakan secara optimal karena kita mengabaikan karakteristik subyek didik. Dalam pembelajaran untuk lesson study perubahan perilaku siswa ini menjadi fokus perhatian. Seorang guru model dalam proses refleksi sesudah pembelajaran akan menguraikan/menyampaikan tentang semua kondisi yang dia ciptakan untuk membelajarkan siswa., sesuai dengan program pengembangan yang di rencanakan. Hal ini sangat penting karena refleksi para observer tidak di tujukan kepada performance guru, tetapi tertuju pada cara guru mengelola kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar siswa..
4. Pemilihan model pembelajaran .
Pemilihan model pembelajaran ini akan mewarnai penyusunan perangkat pembelajaran , terutama dalam penyusunan skenario pembelajaran dan penyusunan lembar kegiatan siswa. Dalam pelaksanaan lesson study penetapan model pembelajaran, terutama yang inovatif diharapkan mampu mengubah paradigma pembelajaran dari pola pembelajaran yang terpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan murid, baik dalam mengekplorasi gejala, memecahkan masalah maupun dalam proses pembangunan konsep, ecara kooperatif di dalam kelompok, maupun secara individu..
5. Karakteristik lingkungan sekitar sekolah .
Kemampuan anak mengekplorasi lingkungan (sekitar sekolah) merupakan bekal penting untuk dapat memecahkan masalah yang timbul di masyarakat , terutama jika kita memilih Contextstual Teaching Learning ( CTL) sebagai model pembelajaran. Pengembangan kecakapan hidup bagi siswa SMP dapat dimulai dari lingkungan sekolah. Perangkat pembelajaran yang memungkinkan anak belajar di luar kelas mempunyai karakteristik yang agak berbeda dengan perangkat pembelajaran di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran di luar kelas siswa lebih leluasa mengekpresikan dirinya , sehingga perangkat evaluasi pembelajaran terutama evaluasi afektif lebih mudah untuk diimplementasikan. .
6. Alokasi Waktu
Faktor yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah alokasi waktu, karena hal ini merupakan faktor pembatas utama dalam proses pembelajaran. Manajemen waktu akan sangat menentukan keberhasilan dari rangkaian proses/ tahap dalam melakukan Lesson Study.
Resum by: shaggil.com studio
0 komentar:
Posting Komentar